Serat Wedhatama pupuh Gambuh.
Serat Wedhatama pupuh Gambuh.
Serat Wedhatama (bahasa Indonesia:
tulisan mengenai ajaran utama) adalah sebuah karya sastra Jawa Baru yang bisa
digolongkan sebagai karya moralistis-didaktis yang sedikit dipengaruhi Islam.
Karya ini secara formal dinyatakan ditulis oleh KGPAA Mangkunegara IV. Walaupun
demikian didapat indikasi bahwa penulisnya bukanlah satu orang.
Serat ini terdiri dari 100 pupuh (bait, canto) tembang macapat, yang dibagi
dalam lima lagu, yaitu
Pangkur (14 pupuh, I - XIV))
Sinom (18 pupuh, XV - XXXII)
Pocung (15 pupuh, XXXIII - XLVII)
Gambuh (35 pupuh, XLVIII - LXXXII)
Kinanthi (18 pupuh, LXXXIII - C)
Arti tembang gambuh perkata dalam bahasa Jawa
berasal dari kata “jumbuh” yang artinya tepat, sesuai, cocok, sepaham dan
bijaksana.
Pengertian
tembang macapat gambuh dapat diartikan sebagai tahapan manusia yang telah
bertemu seseorang yang tepat dan sesuai.
Kemudian
mereka memutuskan untuk menikah setelah bertemu kedua belah pihak dan mendapat
restu dari orang tua.
Namun,
secara umum makna dari tembung gambuh yang akan dibahas bukan hanya
menceritakan hubungan menjelang pernikahan saja.
Dalam
kenyataanya, isi lagu gambuh juga akan membahas pergaulan antar manusia sehingga
terciptalah hubungan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.
Tegese
tembang gambuh dapat dikatakan membahas tema pergaulan secara global. Baik itu
pergaulan dengan orang yang lebih tua, teman, tetangga, pasangan atau rekan
bisnis agar harmonis.
Macapat
gambuh hadir dengan lirik lirik lagu yang sarat akan nasehat kepada generasi
muda tentang budi pekerti baik dalam menjalin hubungan yang baik dengan sesama
manusia.
Pitutur
luhur tembung macapat gambuh yang seperti ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat modern yang
krisis budi luhur seperti saat ini.
Tembang
gambuh ngandhut isi nasihat atau pitutur luhur yang nilai nilainya
akan tetap relevan hingga akhir zaman
watak
gambuh lainnya berupa sifat tegas, lugas, jelas, dan tidak ragu-ragu.
Amanat
macapat gambuh yang paling menonjol adalah tentang bagaimana cara menjalin
hubungan baik dengan manusia lain.
Jadi
pada intinya, makna isi tembang ditujukan untuk memberi nasehat (wewarah) dan
petunjuk-petunjuk dalam berbuat baik.
Aturan
persajakan :
Guru
gatra : jumlah kalimat tiap bait 5 kalimat;
Guru
wilangan : jumlah suku kata pada tiap larik yaitu 7, 10, 12, 8, 8 kalimat;
Guru
lagu : jatuhnya vokal terakhir pada tiap larik yaitu u, u, i, u, o
Tuladha
tembang gambuh
Sekar
gambuh ping catur
Kang cinatur polah kang kalantur
Tanpa tutur katula-tula katali
Kadaluwarsa kapatu
Kapatuh pan dadi awon
Artinya:
Ini sekar gambuh keempat
Berbicara mengenai tingkah laku melewati batas.
Jika tanpa nasehat maka semakin tak terkendali.
Akhirnya terlanjur menjadi kebiasaan.
Kebiasaan yang mengakibatkan keburukan.
Komentar
Posting Komentar